Spesifikasi (tips):
Piston Shogun 110. Material kuat, pucuk piston lebih nongol
Kem Shogun 125. Durasi lebih gendut
Pengapian Vega. tanpa limiter
Ingin meningkatkan performa motor, mesti perhatikan
kualitas serta kekuatan komponen yang dipakai. Memang sih di pasaran
sudah banyak dijual part kompetisi. Tapi banderolnya tau sendiri,
lumayan mencekik isi dompet. Paling parah, banyak merek aneh dan aspal
(asli tetapi palsu) yang kualitasnya gak jelas. Padahal, bisa kok
mensubtitusi komponen orisinal motor sejenis yang kualitas dan
kekuatannya sudah terbukti gemilang di arena balap.
PANAS TINGGI
Ambil contoh Suzuki Smash. Bebek pabrikan berlambang ‘S’ ini secara teknologi mesin lebih unggul dari saudara tuanya, Shogun 110. Namun sayang, untuk dipakai balap beberapa komponennya gak tahan gesekan ekstrem, panas maupun kompresi tinggi. Mengakalinya, “Bisa adopsi piston orisinil Shogun 110. Yang asli buatan Jepang, materialnya kuat dan tahan gebukan kompresi tinggi,” bilang Adriansyah, mekanik Adri Racing Shop di Rawamangun, Jaktim. Disamping kuat, pucuk piston juga lebih menonjol. Sehingga membantu mendongkrak kompresi.
Ambil contoh Suzuki Smash. Bebek pabrikan berlambang ‘S’ ini secara teknologi mesin lebih unggul dari saudara tuanya, Shogun 110. Namun sayang, untuk dipakai balap beberapa komponennya gak tahan gesekan ekstrem, panas maupun kompresi tinggi. Mengakalinya, “Bisa adopsi piston orisinil Shogun 110. Yang asli buatan Jepang, materialnya kuat dan tahan gebukan kompresi tinggi,” bilang Adriansyah, mekanik Adri Racing Shop di Rawamangun, Jaktim. Disamping kuat, pucuk piston juga lebih menonjol. Sehingga membantu mendongkrak kompresi.
Komponen
lain Smash yang juga kadang enggak kuat menahan kompresi dan panas
tinggi adalah klep. “Biasanya suka bengkok,” tutur Adri, sapaan akrab
Adriansyah. Maklum umumnya motor berspesifikasi balap putaran mesinnya
tingi serta pembakaran di ruang bakar lebih dahsyat. Kalau buat harian
sih gak masalah. Jadi, sudah pasti panas yang dihasilkan lebih ‘gila’
ketimbang motor harian. Nah, dulu para mekanik road race nasional
sebelum menggunakan klep kompetisi seperti merek TK dan sebagainya,
yang kerap dipakai adalah punya Shogun 110 atau 125 cc.
“Beberapa
komponen Shogun, terutama yang 125 cc bisa saling tukar dengan punya
Smash. Memang sih tidak persis banget, tapi bisa dipakai dan mudah
untuk penyesuaiannya,” bilang Ibnu Sambodo, tuner Suzuki Hendriansyah
Pennzoil yang boleh dibilang rajanya korek Smash. Untuk klep, rata-rata yang sering digunakan adalah milik Shogun 125.
Bukan
cuma klep saja, kem Shogun 125 juga bisa dipasang pula ke kepala
silinder Smash. “Durasi kem Shogun 125 memang lebih bagus buat
diterapkan ke Smash. Karakter bukaannya lebih gendut sehingga pasokan
bahan bakar bisa lebih banyak,” timpal Adri. Tetapi tentunya ada
beberapa langkah penyesuaian yang mesti dilakukan.
Selain
Smash, Yamaha Jupiter Z juga bisa diterapkan trik senada dengan
mengandalkan beberapa komponen saudaranya, yakni Yamaha Vega. Part Vega
yang paling sering dicomot adalah komponen pengapian, mulai dari koil,
CDI sampai pulser. “Soalnya CDI Vega tanpa limiter. Sehingga rpm mesin
bisa tinggi,” tukas Heri Purnomo, mekanik Yamaha Revtex ART. Buktinya,
walau cuma pakai onderdil pengapian orisinal Vega di Jupiter Z pacuan
Wawan Hermawan, Heri mampu mengantar Wawan jadi juara nasional kelas
pemula.
Oh ya, menurut Heri
beberapa komponen Jupiter Z juga ada yang gak kuat menerima gesekan dan
panas ekstrem. Antara lain pelatuk klep. “Sudah beberapa kali bantalan
pelatuk klep asli terkikis dalam. Sehingga clearance klep sering
berubah-ubah,” bebernya. Sebab, umumnya di mesin kompetisi per klep
diganti dengan yang lebih keras. Akibatnya angkatan klep jadi keras
pula. Sehingga tekanan noken as terhadap bantalan kruk as jadi makin
kuat.
Heri memprediksi lantaran
bantalan pelatuk klep dibuat menyatu batang pelatuk. “Selain itu
bahannya mungkin kurang kuat buat menerima tekanan keras,” ujarnya.
Berbeda dengan punya Vega. Bantalan pelatuk dibikin terpisah. Sehingga
terlihat seperti tempelan. Bahannya juga terbuat dari baja kuat. Heri
yang sudah cukup lama menerapkannya di Jupiter Z pacuan Wawan mengaku
tak pernah lagi mendapat kendala bantalan pelatuk cepat terkikis. Oh
ya, pakai pelatuk klep Vega ke Jupiter Z tak perlu ada penyesuaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.